TANYA :
Ibu Sari, saya ingin menanyakan soal konsumsi daging ayam untuk anak-anak di usia pertumbuhan. Apakah jenis daging ayam yang paling baik untuk mereka? Saat ini di pasaran terdapat berbagai macam daging ayam yang ditawarkan mulai dari jenis broiler, ayam jantan, ayam kampung biasa, ayam kampung organik dan sebagainya. Ada yang menyebutkan, broiler sebaiknya dihindari karena mengandung hormon dan lebih baik memilih yang organik saja karena pakannya alami. Apakah memang benar demikian? Bagaimanakah cara menyajikan daging ayam supaya kadar lemaknya rendah, mengingat menu masakan ayam saat ini yang digemari hanyalah ayam goreng atau fried chicken yang lemak dan kalorinya tinggi. Terima kasih atas penjelasannya
(Zahira, 37, Jakarta)
JAWAB :
Ibu Zahira yang baik,
Sebenarnya semua jenis ayam baik, karena ayam merupakan sumber protein berkualitas tinggi dan lebih rendah kandungan lemak jenuhnya dibanding daging berwarna merah. Ayam juga kaya akan kandungan mineral (kalsium, tembaga, zat besi, fosfor, kalium dan zinc) dan beragam vitamin (vitamin A dan berbagai vitamin B).
Yang membedakan kandungan nutrisi ayam kampung atau diternak/broiler adalah kandungan lemak dan total energinya. Berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), berikut adalah kandungan zat gizi ayam per 100 gram bahan :
Jenis, Energi (kkal), Protein (gr), Lemak (gr)
Ayam Pasundan (kampung) 246 37.9 9
Ayam Ras dada (pioner) 295 37 14.7
Jadi dari segi nutrisi, ayam broiler lebih lebih tinggi kandungan lemaknya dibanding dengan ayam kampung.
Di Indonesia, hormon sebagai pemacu pertumbuhan atau penggemukan dan hormon lain yang sejenis dilarang diedarkan dan dipergunakan berdasarkan surat Edaran Direktur Kesehatan Hewan no. 329/XII/4-1—1983. Jadi, sebanarnya aman-aman saja mengkonsumsi ayam broiler.